A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan
Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak
perkecambahan biji. Kecambah kemudian
berkembang menjadi
tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah
tumbuh hingga mencapai
ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan
berkembang
membentuk bunga dan buah atau biji sebagai
alat perkembangbiakannya.
Pertumbuhan
pada tumbuhan terjadi di daerah meristematis
(titik tumbuh), yaitu bagian yang
mengandung jaringan
meristem. Jaringan ini terletak di ujung
batang, ujung akar, dan
kambium. Aktivitas jaringan meristem yang
terletak di ujung
batang/akar menghasilkan pola pertumbuhan
yang berbeda bila
dibandingkan dengan jaringan meristem di
kambium. Oleh
karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat
dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer
dan
pertumbuhan sekunder.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang
terjadi
akibat aktivitas jaringan meristem primer
atau disebut juga
meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk
sejak tumbuhan
masih berupa embrio. Jaringan meristem ini
terdapat di ujung
batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan
ini, akar dan batang
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi
secara bertahap.
Oleh karena itu daerah pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi
tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah
perpanjangan, dan daerah
diferensiasi.
a.
Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling
ujung. Di
daerah ini sel-sel baru terus-menerus
dihasilkan melalui
proses pembelahan sel. Daerah inilah yang
disebut daerah
meristematis.
b.
Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang
daerah pembelahan.
Di daerah ini sel-sel hasil pembelahan akan
tumbuh
sehingga ukuran sel bertambah besar.
Akibatnya di daerah
inilah yang mengalami pemanjangan.
c.
Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang
daerah
pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh
mengalami
perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel
mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks,
xilem, dan floem.
Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim,
dan
sklerenkim.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan
sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan
meristem sekunder. Contoh jaringan meristem
sekunder adalah
jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil
dan
Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium
senantiasa
membelah. Pembelahan ke arah dalam
membentuk xilem atau
kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk
floem atau
kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan
meristem pada kambium,
diameter batang dan akar bertambah besar.
Tumbuhan monokotil tidak mempunyai
kambium sehingga tidakmengalami pertumbuhan
sekunder.
Bila kamu perhatikan, diameter batang palem, bambu, tebu,
dan kelapa hampir selalusama dari kecil
hingga dewasa.
Berbeda dengan tumbuhandikotil seperti
mangga,
jati, jambu, asam, cemara, dan pinus.Bila
kamu menjumpainya,
coba
perhatikan dengan seksama!
Aktivitas pertumbuhan kambium tidak selalu
sama antara
musim penghujan dengan musim kemarau. Di
musim
penghujan, air dan zat hara terlarut
tersedia dengan melimpah
sehingga pembelahan sel lebih giat.
Sebaliknya di musim
kemarau, ketersediaan air berkurang
sehingga aktivitas
pembelahan sel berkurang. Aktivitas
pembelahan yang berbeda
ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris
pada batang yang
disebut lingkaran tahun.Perkembangan pada
tumbuhan merupakan
diferensiasi atau spesialisasi sel atau
bagian-bagian tumbuhan
untuk melakukanfungsi khusus (menjadi
dewasa).
Perkembangan pada tingkat sel misalnya
sel-sel hasil
pembelahan jaringan meristem mengalami
diferensiasi membentuk
jaringan pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ
misalnya terbentuknya
organ generatif yaitu munculnya bunga.
Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang
berbedabeda
untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa
ditandai
dengan kemampuan berkembang biak secara
generatif. Jadi
ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga
berarti
tumbuhan itu telah dewasa dan dapat
bereproduksi secara
generatif (menghasilkan biji). Biji
merupakan calon individu
yang dapat tumbuh dan berkembang jika
menemukan kondisi
lingkungan yang sesuai.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Hewan
Pertumbuhan
dan perkembangan pada hewan terjadi di
seluruh bagian tubuh, berbeda dengan
tumbuhan yang terjadi
hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di
daerah meristem.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
diawali sejak
terbentuknya zigot dari proses pembuahan
dan terus terjadi
hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan
demikian
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu fase embrionik dan
fase
pascaembrionik. Fase embrionik adalah
pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari zigot sampai
terbentuknya
embrio sebelum lahir atau menetas.
Sedangkan fase pascaembrionik
merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai sejak lahir atau menetas hingga
hewan itu dewasa.
1. Fase Embrionik
Zigot
terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma
(terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian
zigot mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa
tahap, yaitu
pembelahan zigot, tahap morula, blastula,
gastrula, dan
organogenesis.
a.
Pembelahan zigot terjadi
secara mitosis, yaitu dari satu sel
menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel,
empat sel menjadi
delapan sel, delapan sel menjadi enam belas
sel, dan
seterusnya hingga tiga puluh dua sel.
Sekumpulan sel yang
terbentuk tersusun seperti buah anggur dan
disebut sebagai
morula. Pembelahan terus berlanjut sehingga
terbentuk
rongga di bagian dalam yang disebut
blastosol. Fase ini
disebut fase blastula.
b.
Gastrula, merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan
blastula yang ditandai dengan terbentuknya
3 lapisan
embrionik, yaitu lapisan bagian luar
(ektoderm), lapisan
bagian tengah (mesoderm), dan lapisan
bagian dalam
(endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya
akan berkembang
menjadi berbagai organ. Proses pembentukan
gastrula ini
disebut gastrulasi.
c.
Organogenesis, merupakan
proses pembentukan berbagai
organ tubuh yang berkembang dari tiga
lapisan saat proses
gastrulasi.
Organ yang terbentuk dari ketiga lapisan
ini adalah sebagai
berikut.
1) Lapisan ektoderm, berkembang menjadi
rambut, kulit,
sistem saraf, dan indra.
2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi
otot, rangka,
alat reproduksi, alat peredaran darah, dan
alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi
alat pencernaan
dan alat pernapasan.
2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan
pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir
atau menetas. Semua anggota tubuh mengalami
pertumbuhan
dan perkembangan. Namun demikian kecepatan
pertumbuhan
dan perkembangan antara bagian tubuh yang
satu dengan bagian
tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini
tidak berlangsung
terus-menerus, melainkan berhenti setelah
mencapai usia
tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat
kelamin telah
mampu memproduksi sel-sel gamet. Pada
manusia perkembangan
ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat
kelamin
sekunder. Tanda kelamin sekunder pada pria
berupa
tumbuhnya rambut pada bagian tubuh
tertentu, suara besar,
tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih
kekar. Tanda
kelamin sekunder pada wanita ditandai
dengan membesarnya
payudara, tumbuhnya rambut pada bagian
tubuh tertentu, dan
membesarnya pinggul.